VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- Sektor pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat berlahan mulai bangkit. Wisatawan nusantara mulai ramai mengunjungi destinasi wisata yang ada di wilayah Manggarai Barat.
Kearifan lokal, budaya, keindahan alam, dan aneka ragam keunggulan lain menjadi daya tarik memikat wisatawan berkunjung ke desa wisata.
"Selama pandemi, banyak desa wisata mati suri sehingga perlu dievaluasi kembali mana yang siap maju. Desa-desa yang belum siap bangkit tentu ada kebijakan lain dan strategi lain," ujar Marthen Mitar, Ketua DPRD Manggarai Barat, Senin (16/1/2022).
Menurut Marthen Mitar, tidak semua desa wisata di Manggarai Barat semangatnya sama. Dua tahun mati suri tidak bisa disalahkan karena memang sektor pariwisata paling terdampak pandemi. Kini saatnya untuk bangkit kembali.
Baca Juga: Bupati Manggarai Barat Himpau OPD Jaga Keterbukaan Informasi Kepada Masyarakat
"Sekarang saya meyakini desa-desa wisata berusaha bangkit dan desa wisata baru bermunculan, mudah-mudahan ini bisa jadi loncatan semangat yang luar biasa tidak hanya untuk desa tapi untuk seluruh masyarakat Manggarai Barat," harapnya.
Marthen Mitar mengajak, pelaku atau pengelola desa wisata menghidupkan, mengembangkan dan memajukan wisata Manggarai Barat, dengan konsep peningkatan kualitas pengelolaan dan jejaring wisata.
Pengelola dan masyarakat di lokasi wisata perlu memahami tahap-tahap pengembangan desa wisata agar semakin maju sehingga mampu melebarkan jejaring di kota-kota besar lain.
Baca Juga: Pemkab Manggarai Barat Lakukan Pembenahan dan Pembangunan Infrastruktur di Labuan Bajo
Ia mengaku, melihat potensi infrastruktur, alam dan sumber daya manusia Kabupaten Manggarai Barat saat ini sangat bagus.Tidak sedikit para wisatawan yang memilih menginap di homestay, di rumah-rumah warga demi menikmati secara utuh suasana pedesaan.
Marthen Mitar berpesan, masyarakat agar sadar berwisata dan bersama-sama membangun Manggarai Barat lebih maju lagi, serta menjaga kebersihan. Kesuksesan pariwisata adalah berkelanjutan.
"Kalau tempat wisata hanya bisa dinikmati satu dua tahun lalu kotor dan rusak tentu tidak akan bisa memberikan dampak pada ekonomi masyarakat," tegasnya.
Ia mengingatkan, pengelola desa wisata saat menyajikan makanan sebaiknya secara alami seperti nenek moyang dahulu. Misalnya pembungkus plastik diganti daun pisang.
Baca Juga: Bawaslu Manggarai Barat Buka Pendaftaran 169 PKD Pengawasan Pemilu 2024
"Plastik akan menghasilkan tumpukan sampah yang akan menjadi masalah pada masa yang akan datang. Sedangkan pembungkus daun pisang lebih ramah lingkungan, dan sampahnya bisa berfungsi sebagai kompos," sebutnya.***