Masyarakat di Desa Wisata Harus Ditata

- Sabtu, 1 Oktober 2022 | 15:04 WIB
Anggota sanggar budaya di Desa Liang Ndara sedang memainkan alat musik tradisional (victorynews.id/SATRIA)
Anggota sanggar budaya di Desa Liang Ndara sedang memainkan alat musik tradisional (victorynews.id/SATRIA)

VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT-Munculnya berbagai macam desa wisata di Kabupaten Manggarai Barat rawan memicu konflik di tengah masyarakat desa wisata tersebut.

Untuk itu, diperlukan penataan masyarakat sejak awal sebelum destinasi wisata tersebut berkembang.

“Kalau tidak ada penataan di tengah masyarakat, maka konflik jelas akan terjadi. Maka perlu sebuah upaya bersama untuk menata desa wisata sejak awal,” ungkap Vitus Usu, anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat, Sabtu (1/10/2022) sore.

Baca Juga: Pembangunan Desa Wisata Harus Optimal

Vitus Usu menjelaskan, untuk mewujudkan mimpi Kabupaten Manggarai Barat dalam mengembangkan desa-desa wisata. Maka perlu adanya penataan yang merata dan efektif.

Penataan desa wisata harus mengedepankan kesejahteraan masyarakat yang selaras dengan nilai kebudayaan yang sesuai dengan harapan masyarakat. Semua program pembangunan desa wisata tidak boleh mengorbankan atau mengabaikan pembangunan dasar lainnya.

Ia mengatakan, kebutuhan dasar yang harus diutamakan dalam membangun desa wisata adalah kebutuhan akan pendidikan. Pendidikan dengan SDM yang mumpuni serta ketersediaan fasilitas yang memadai guna mendorong generasi bagaimana pentingnya pendidikan untuk menyongsong masa depan yang gemilang.

Baca Juga: Desa Wisata Butuh Sentuhan Teknologi Informasi

Selain pendidikan, layanan kesehatan juga menjadi elemen yang sangat penting untuk dibenahi sehingga diharapkan mampu mewujudkan masyarakat yang sehat dan cerdas.

Menurutnya, penataan perilaku masyarakat, termasuk rencana besar atau grand design desa wisata juga harus melibatkan warga. Dengan demikian, akan muncul tanggung jawab persoalan terhadap perkembangan desa wisata.

”Kalau mereka terlibat, maka konflik bisa dihindari. Namun, kalau hanya menguntungkan segelintir orang saja, maka konflik mudah terjadi,” kata dia.

Baca Juga: 4 Kecamatan Belum Penuhi Kuota, Bawaslu Manggarai Barat Perpanjang Pendaftaran

Dari pengalamannya menata kawasan desa wisata Cunca Wulang, pelibatan warga dalam perencanaan awal sangat penting. Selain itu, segala macam persoalan dipecahkan bersama dengan menimbang berbagai aspek sosiokultural di masyarakat.

Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Pius Baut menjelaskan, untuk pengembangan potensi daerah termasuk desa wisata, diperlukan adanya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

“Keberadaan Pokdarwis ini diharapkan bisa mengelola potensi yang ada lebih maksimal dan bisa melakukan mediasi dan meredam konflik,” ungkapnya.

Baca Juga: Adanya Dugaan Kecurangan,Cakades Semang Ajukan Keberatan

Untuk satu desa wisata, kata dia, semestinya hanya dikelola oleh satu Pokdarwis saja. Dengan pola ini, apabila ada konflik cara meredamnya dengan melibatkan seluruh anggota Pokdarwis.

“Kalau dikelola banyak pihak, maka potensi konfliknya besar, pemecahannya juga lebih rumit,” kata Pius Baut.***

Editor: Gerasimos Satria

Tags

Terkini

Persiapan KTT ASEAN Summit Capai 90 Persen

Jumat, 10 Februari 2023 | 17:43 WIB

Kawasan Wisata Liang Ndara Harus Harus Bebas Sampah

Senin, 30 Januari 2023 | 13:45 WIB

Kemenparekraf Bangun Homepod di Desa Liang Ndara

Minggu, 29 Januari 2023 | 19:07 WIB

Akses Jalan Menuju Desa Wisata Harus Dibenahi

Minggu, 29 Januari 2023 | 14:47 WIB

Obyek Wisata Istana Ular Masih Sepi Pengunjung

Minggu, 22 Januari 2023 | 18:24 WIB

Desa Wisata Harus Bangkit

Sabtu, 21 Januari 2023 | 12:14 WIB
X