VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- Sampah di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT menjadi masalah yang selalu menjadi pekerjaan rumah untuk diselesaikan.
Partisipasi masyarakat yang bermukim dalam kawasan TNK untuk mengurus sampah sangat rendah.
"Kontribusi sampah di laut dalam kawasan TNK berasal dari sampah rumah tangga dan sampah dari aktivitas wisata," kata Marta Muslin Tulis, Koordinator Platform Limbah Indonesia, Selasa, (8/2/2022) siang.
Baca Juga: Labuan Bajo Sudah Siap Sukseskan Side Event G20
Marta Tulis mengatakan, lembaganya telah menampung 20 ton sampah dari dalam kawasan TNK sejak pertengahan 2021 lalu. Sampah menjadi ancaman terbesar sektor pawisata di Labuan Bajo.
Sampah-sampah yang ada di kawasan TNK ini meliputi sampah botol air mineral, pakian dan sampah plastik. Sebagian ditemukan mengapung di laut dan sepajang pantai dalam kawasan TNK.
Pegiat lingkungan itu mengatakan, kelestarian pariwisata Labuan Bajo harus terus dijaga sehingga tetap memiliki daya tarik bagi wisatawan dalam dan luar negeri.
Baca Juga: Camat Mbeliling Ingin Seluruh Desa jadi Desa Wisata
Upaya mengurangi sampah, terutama sampah plastik, harus segera dilakukan agar tidak mengancam berbagai potensi pariwisata tersebut.
Marta Tulis menuturkan, jumlah sampah di perairan Kawasan TNK akan bertambah banyak saat musim angin barat. Sampah-sampah dikeluhkan wisatawan ketika sedang diving.