VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- Camat Mbeliling,Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT, Robertus Resmianto menginginkan seluruh desa yang ada di wilayah Kecamatan Mbeliling ditetapkan sebagai Desa Wisata.
Hal itu didukung oleh potensi wisata yang dimiliki oleh 15 desa yang ada di Kecamatan Mbeliling.
"Saya mengusulkan kepada Dinas Pariwisata,Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Mabar agar seluruh desa di Kecamatan Mbeliling ditetapkan sebagai desa wisata.Seluruh desa di Kecamatan Mbeliling memiliki potensi wisata dan budaya,"ujar Robertus Resmianto,Minggu (6/2/2022).
Baca Juga: Polisi Perketat Pengamanan Objek Vital di Labuan Bajo
Resmianto meminta, 15 desa memaksimalkan potensi.Salah satunya, Camat mendorong, setiap desa memiliki atau mengelola desa wisata sendiri.
Ia mengaku, Pemerintah Kecamatan Mbeliling selama ini melakukan pemetaan potensi destinasi wisata. Destinasi itu tidak hanya soal wisata alam semata. Namun bisa juga wisata budaya, kerajinan maupun kesenian.
Baca Juga: Soroti Masalah Sampah, Marta Tulis Dorong Pemkab Mabar Buat Regulasi Tentang Pengelolaan Sampah
Camat Resmianto menjelaskan, wilayah Mbeliling memiliki bentang alam yang unik. Memiliki banyak spot wisata, seperti jembatan alam di Gua Kantor, Gua Pongkor Polo di Desa Watu Wangka, dan potensi Arung Jeram di Golo Sembea.
Ia menyebutkan, Mbeliling daerah penyanggah air minum untuk Kota Labuan Bajo. Berbagai kegiatan masyarakat mulai dari pertanian, perkebunan dan lainnya akan terhubung dengan pariwisata.
Baca Juga: Warga Boleng Masih Kesulitan Sinyal
Berbagai kekayaan alam dan budaya Mbeliling sangat potensial dieksploitasi ke arah pariwisata.
Hanya saja, tambah Camat Resmianto, masih perlu pembenahan berbagai insfratruktur menuju spot wisata, Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat yang belum terintegrasi dalam konsep pariwisata premium Labuan Bajo.
Berbagai aktivitas masyarakat masih berorientasi kepentingan diri sendiri, belum terikat pada konsep pariwisata.
Baca Juga: Kuasa Hukum Keuskupan Denpasar Minta Majelis Hakim Memutus Seadil-adilnya
Sebagai contoh, kata Camat Resmianto, penyambutan terhadap tamu yang datang mengunjungi destinasi wisata perlu dandanan kostum adat manggarai.
"Tiap ada tamu yang datang, masyarakat perlu berbusana adat. Adat dipertahankan untuk pengembangan pariwisata," kata Resmianto.
Baca Juga: Gubernur Viktor Laiskodat Dorong Desa Warloka Pesisir Jadi Percontohan Kampung Nelayan
Ia mengingatkan, agar tidak mengeksploitasi berbagai warisan budaya seperti caci hanya demi kepentingan komersil pariwisata. Tapi harus menampilkan nilai budaya Manggarai.
Persoalan yang terjadi saat ini, adanya jenjang antara konsep pariwisata Premium dan kearifan lokal," ungap Resmianto.***