VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- Para petani di Kabupaten Manggarai Barat diminta untuk mewaspadai serangan hama dan penyakit tanaman di saat musim hujan datang.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat, Laurensius Halu, Jumat (21/10/2022) mengatakan pada musim penghujan tanaman rentan terkena penyakit akibat tanah yang lembab.Kelembaban tanah itu berpengaruh pada timbulnya penyakit.
Ia mengatakan, para petani diminta waspada, semua jenis tanaman rentan terserang penyakit ketika kelembaban tanah tinggi.
“Seperti jagung, kacang tanah termasuk juga lada yang mana penyakit kuning bisa timbul akibat kelembaban tanah karena curah hujan yang tinggi,” ujarnya.
Baca Juga: Petani Diminta Manfaatkan KUR Pertanian
Laurensius Halu mejelaskan, musim hujan memang sering terjadi serangan hama dan penyakit tanaman, namun sejauh ini pihaknya mendapatkan beberapa laporan adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).OPT dominan adalah hama Tikus, karena hampir di semua wilayah ada, akan tetapi masih di bawah ambang kendali atau masih bisa dikendalikan dengan baik.
Ia menyampaikan, petani hendaknya mau memanfaatkan bahan pengendalian OPT yang ramah lingkungan dan tidak tergantung dengan bahan pengendali dari kimia dipastikan para petani mendapatkan keuntungan usaha tani yang banyak.
Sistem pengendalian hama yang konsepsional dapat membantu ketersediaan saprodi non subsidi yang cukup, sehingga kecukupan nutrisi bagi tanaman bagus.
Baca Juga: UMKM di Desa- Desa Manggarai Barat Mulai Bangkit
Terkait dengan areal persawahan, Laurensius menyarankan para petani untuk memperhatikan saluran air. Pasalnya, saluran air yang tersumbat akan membuat sawah terendam banjir.
Para petani untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan dalam menghadapi peralihan musim.
Laurensius Halu mengingatkan, tentang peranan penyuluh pertanian melalui BPP dalam melakukan penyuluhan percepatan pengolahan tanah dan tanam di daerah yang berpotensi banjir, agar petani menggunakan benih dengan varietas tahan genangan.
Selain itu, kata dia, melakukan gotong royong tingkat kelompok tani.
Baca Juga: Pengelola Desa Wisata Harus Lebih Kreatif
"Kamu juga meminta agar para petani dan penyuluh mengoptimalkan hasil Sekolah Lapang Iklim Operasional untuk dapat diterapkan di lapangan," kata Laurensius Halu.***