VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi meminta, Pemerintah Desa (Pemdes) bersinergi dengan Puskesmas untuk memaksimalkan penuntasan kasus stunting yang saat ini masih terjadi di wilayah Manggarai Barat.
“Desa agar bersinergi dengan puskesmas terkait dan koordinasi dengan OPD terkait data anak yang stunting dan koordinasi dengan dinas terkait seperti, Ketahanan Pangan, DP3AP2KB, Dinas Pendidikan, bersama dengan PKK untuk memperhatikan permasalahan utama yang dapat mempengaruhi dalam percepatan dan penurunan stunting di desanya masing-masing,” kata Edi Endi, Selasa (18/10/2022).
Ia menjelaskan, stunting sendiri merupakan kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, yaitu mulai dari masa 1.000 hari pertama kehidupan. Dampak penyakit itu,tidak hanya menyebabkan hambatan pada pertumbuhan fisik, akan tetapi mempunyai dampak yang sangat besar di masa akan datang, dengan terhambatnya perkembangan yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktifitas.
Baca Juga: Pemerintah Desa Diminta Aloksikan Anggaran Pencegahan Stunting
“Dinas Kesehatan melalui puskesmas selaku salah satu garda terdepan dalam pengendalian stunting diharapkan agar tetap menjalankan dan meningkatkan cakupan penurunan dan pencegahan stunting,” ujarnya.
Edi Endi menegaskan, pencairan dana desa kedepannya harus mengantongi surat rekomendasi dari kepala puskesmas di wilayah masing-masing desa. Desa yang tidak menyiapkan anggaranya untuk melaksanakan program menekan angka stunting, maka tidak dapat mencairakan dana desa.
Pemdes di Kabupaten Manggarai Barat diminta mengalokasikan anggaran untuk pencegahan stunting untuk menekan tingginya angka penyakit gagal tumbuh pada anak tersebut.
Salah satu upaya dalam penanganan stunting di Kabupaten Manggarai Barat khususnya di bidang pendidikan melalui pelatihan kepada tenaga PAUD.
Baca Juga: Ikan Scorpion Wisata Unik bawah Laut di Perairan Komodo
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat, Adrianus Ojo meminta, Pemdes proaktif mencegah dan mengatasi kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu. Pemdes diharapkan terlibat aktif dalam kegiatan posyandu agar bisa mengetahui secara pasti jumlah sasaran dan berapa banyak sasaran yang hadir posyandu, sehingga diharapkan jumlah balita yang datang posyandu mencapai 100% setiap bulannya di wilayah masing-masing
Selain itu, ia melanjutkan, pemerintah desa diharapkan mengalokasikan sebagian dari dana desa untuk upaya pencegahan dan penanggulangan stunting.
"Kepala desa termasuk garda terdepan pencegahan stunting, karena itu tentu paling mengetahui kondisi masyarakatnya," kata Adrianus Ojo.***