VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- petani
di Kabupaten Manggarai Barat, NTT mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi dan mahalnya harga pupuk non-subsidi. Padahal, kebutuhan pupuk terus meningkat bagi para petani
seiring musim tanam.
Keluhan tentang kelangkaan pupuk bersubsidi dan mahalnya harga pupuk non-subsidi diungkapkan para petani
di Desa Daleng, Kecamatan Lembor, Minggu (2/10/2022) siang.
Menurut, Ari Paung, petani
di Desa Galang, kelangkaan pupuk bersubsidi jenis urea dan pohnska sudah menjadi permasalahan para petani
dari tahun ke tahun.Meskipun pupuk bersubsidi tersedia melalui Gabungan kelompok tani (Gapoktan) namun stoknya terbatas dan tidak mencukupi kebutuhan para petani.
Selain itu, untuk mendapatkan pupuk subsidi, saat ini terlalu banyak persyaratan untuk mendapatkan pupuk subsidi seperti harus pakai kartu khusus dari pemerintah atau Gapoktan.
Baca Juga: Pemkab Dorong UMKM Desa Manfaatkan BUMDes untuk Perluasan Pasar
Untuk mengatasi kelangkaan pupuk subsidi, para petani
di Desa Daleng terpaksa membeli pupuk non-subsidi dengan harga yang cukup mahal.
petani
Desa Galang, Alfred Janu mengatakan, dengan menggunakan pupuk non-subsidi, biaya sarana prasarana produksi yang dikeluarkan para petani
bertambah sehingga keuntung para petani
berkurang disaat panen.
Menurut Alfred, untuk saat harga pupuk subsidi jenis pohnska Rp 140.000 per sak (50 kg) dan harga pupuk urea Rp 130.000 per sak.
Sedangkan untuk harga pupuk non-subsidi yakni Rp 160.000 per sak untuk pupuk jenis pohnska dan Rp 150.000 per sak untuk pupuk jenis urea.
Baca Juga: Pemkab Manggarai Barat Dorong Masyarakat Dalam Kawasan TNK Bangun Homestay
Ia menjelaskan, meskipun pupuk subsidi tersedia di Gapoktan, namun, pupuk subsidi yang di peroleh dari Gapoktan hanya dua sak yakni 100 kilogram, jumlah tersebut tidak mencukupi kebutuhan para petani, untuk satu hektar sawah, petani
membutuhkan 400 Kilogram pupuk
"Di pasaran semua jenis pupuk non-subsidi mengalami kenaikan harga, ditambah jenis pupuk phonska langka di pasaran, dan harga obat-obatan pertanian melambung tinggi,” kata Alfred.***