VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- Masyarakat Desa Compang Wesang,Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur mengaku memiliki banyak persoalan sektor pertanian.
Petani di wilayah itu berharap perhatian Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur untuk mengatasi persoalan sektor pertanian tersebut.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Wesang, Gabriel Nago, Kamis (14/7/2022) menyampaikan, Desa Compang Wesang adalah daerah yang memiliki keunggulan sektor pertanian. Dimana masyarakat bergabung dalam berbagai Poktan.
Meski banyak Poktan,Namun kendala utama yang dihadapi oleh petani di Desa Compang Wesang adalah fasilitas pendukung seperti traktor. Selain itu,Desa Compang Wesang sangat cocok untuk ikan air tawar. Hal itu didukung oleh sumber air,tetapi kendala yang dihadapi tidak ada benih ikan air tawar.
Baca Juga: Petani Khawtir Gagal Panen
Ia berharap agar Pemerintah tidak hanya mendorong masyarakat untuk membentuk kelompok tani. Pemerintah juga diharapkan mampu memenuhi fasilitas yang dibutuhkan kelompok tani seperti pupuk dan traktor serta benih ikan air tawar.
Selain itu, petani di desa harus dilatih secara terus menerus pengelolahan lahan pertanian agar mampu menghasilkan komuditi pertanian yang berkualitas.
Ketua kelompok Tenun, Agnes Jemina menuturkan, pihaknya mulai melakukan tenun sejak tahun 2015 lalu. Aktifitas tenun tidak berjalan normal lantaran tidak anggota kelompok mengalami kendala modal untuk membeli benang.
Biaya pendidikan anak-anak ke perguruan tinggi cukup mahal,sehingga anggota kelompok tidak memiliki modal yang cukup untuk melanjutkan aktifitas tenun.
"Kami sangat berharap Pemkab Manggarai Timur mampu menjawab apa yang menjadi kendala yang dihadapi oleh kelompok tenun dan kelompok anyam," tutur Jemina.
Baca Juga: Warga Nangabere Keluhkan Pengeboman Ikan
Ketua PKK Desa Wesang, Bibiana Yudit menuturkan, program PKK selama ini desa tidak berjalan normal karena keterbatasan anggaran yang dialokasi oleh pemerintah desa itu sendiri.
Ia juga mengaku, masyarakat di kelompoknya memiliki kelompok tenun dan pengrajin lainnya. Namun terkendala fasilitas yang dimiliki oleh kelompok sangat berkurang sehingga kelompok pengrajin tidak berjalan normal.
"Bahkan aktifitas tenun menjadi usaha sampingan dan masyarakat lebih memprioritaskan usaha sektor pertanian,"katanya.***