Petani Khawtir Gagal Panen

- Kamis, 14 Juli 2022 | 14:16 WIB
Petani di Desa Macang Tanggar saat membersihkan area tanaman sayur  (victorynews.id/SATRIA)
Petani di Desa Macang Tanggar saat membersihkan area tanaman sayur (victorynews.id/SATRIA)

VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- Sejumlah petani di persawahan Mbrata, Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT keluhkan sulitnya mendapat air bersih.Pasalnya kesulitan air bersih akan berdampakn pada kegagalan panen tanaman holtikultura pada tahun 2022.

Salah satu Petani Kacang Panjang, Arnoldus Wagur, Kamis (14/7/2022) mengatakan, kendala terbesar persawahan Mbrata ialah krisis air, terutama di musim kemarau saat ini.Untuk mendapat air bersih, dirinya harus pergi ke Labuan Bajo untuk memasok air yang akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.Tentu memasokan air dari Labuan Bajo mengeluarkan biaya yang cukup besar.

"Untuk sementara ini kami sangat sulit air bersih, untuk mencuci saja kami harus pergi ke kali besar Nanganae yang jaraknya jauh dari rumah." tutur Wagur.

Sulitnya air bersih yang dirasakan oleh masyarakat Desa Macang Tanggar ini sebelumnya sudah diadukan ke Pemerintah  Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat hampir setiap tahun.Namun hingga saat ini belum ada tindakan dari pemerintah daerah untuk membenahi krisis air di Desa Macang Tanggar.

Baca Juga: Tidak Ada Bidan di Desa Golo Ketak

Ia mengatakan, masyarakat Desa Macang Tanggar hampir 100 pesen telah mengelolah tanaman holtikultura. Petani memanfaatkan area persawahan tadah hujan untuk menanam sayur,tomat dan kacang panjang. Pada musim kemarau panjang seperti saat ini,petani kesulitan mendapatkan pasokan air.

"Kami sudah adukan masalah ini sejak 2 bulan lalu, namun tidak ada tindakan hingga kini, sebelumnya mereka mengatakan akan membuat sumur bor, namun sampai sekarang belum ada, jika seperti ini kami takut gagal panen, kami hanya bisa menunggu tindakan dari dinas terkait" tambahnya.

Arnoldus Wagur ialah satu dari sekian masyarakat Desa Macang Tanggar yang hanya bisa menanti realisasi janji pemerintah daerah. Sebelumnya kawasan Desa Macang Tanggar dijanjikan akan dibuat sumur bor untuk mengairi persawahan, namun hingga kini belum terwujud.

Masyarakat Desa Macang Tanggar biasa mengkonsumsi 5 galon air per minggu, untuk satu galon, warga Desa Macang Tanggar merogoh kocek sebesar Rp. 10.000 yang didatangkan dari Labuan Bajo

Petani lainnya, Emanuel Jadan mengatakan, hampir ratusan petani sayur mayur di Desa Macang Tanggar terancam gagal panen. Kerugian ditaksir mencapai belasan juta rupiah karena lantaran kesulitan air.Sebelum masuknya musim panen, seharusnya kebutuhan air untuk tanaman sayur terpenuhi.

Baca Juga: Warga Nangabere Keluhkan Pengeboman Ikan

Musim kemarai panjang kali ini, kata dia menjadi masa sulit bagi petani sayur mayur karena sebagian besar tanaman hortikultura sudah mulai kering dan layu.Tanaman sayur dan tomat membutuhkan banyak air saat musim kemarai.Sehingga petani hanya bisa pasrah dengan kondisi yang ada.

Emanuel dan ratusan petani di wilayah tersebut berharap, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dapat membantu minimal pengadaan bibit untuk menanam kembali ladang mereka pada berapa bulan mendatang.Serta membantu memasokan air bersih. kerugian lebih besar, meskipun harga jual menurun.

"Saat ini tanaman hultikulturan membutuhkan pasokan air yang banyak. Petani kesulitan biaya yang cukup besar untuk pasokan air,"kata Emanuel.***

Editor: Gerasimos Satria

Tags

Terkini

Edi Endi: Pers Komponen Penting Memajukan Daerah 

Kamis, 9 Februari 2023 | 16:10 WIB

Lelang Puluhan Mobil Dinas, 17 Unit Tak Laku

Selasa, 7 Februari 2023 | 18:49 WIB

PKD Kecamatan Komodo Diminta Jaga Profesionalitas 

Senin, 6 Februari 2023 | 20:02 WIB

20 PKD Diminta Jaga Integritas

Senin, 6 Februari 2023 | 17:55 WIB

Terpopuler

X