VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- Lembaga Vivat Internasional dari Jakarta meminta seluruh lembaga dan komunitas anti human traficking di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT agar kerjasama menghentikan perdagangan orang yang sering terjadi di wilayah NTT, lebih khususnya Manggarai,Manggarai Timur (Matim) dan Mabar.
Permintaan itu disampaikan menyusul beberapa tahun tetakhir sejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal NTT meninggal dunia tanpa masalah yang jelas.
Koordinator Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Mabar, Suster Yosephina Pahlawati,SSpS, Senin (31/1/2022) mengaku, selama ini banyak masalah perdagangan orang yang sudah ditangani lembaga hukum, namun tidak diawasi secara serius oleh lembaga atau komunitas yang peduli dengan masalah perdagangan orang.
Baca Juga: UMKM Diperkuat Dengan Bantuan Modal
Untuk menghentikan masalah human traficking di NTT dan Tiga Kabupaten di wilayah Manggarai Raya, seluruh elemen dan lembaga yang peduli masalah perdagangan orang harus bersatu dan kompak dalam bekerja menghentikan perdagangan orang tersebut.
Seluruh komunitas atau organisasi yang peduli dengan human trafickking harus memiliki pola pendekatan untuk menyelesaikan masalah perdagangan orang,'' jelas Yosephina.
Selama ini, kata dia banyak perempuan dan anak dibawah umur menjadi korban perdagangan orang. Sehingga dibutuhkan peran semua elemen di Mabar untuk sama-sama menghentikan masalah perdagangan orang.
Baca Juga: 35 Homestay Milik Masyarakat Lokal Sambut Wisatawan di Desa Liang Ndara Manggarai Barat
Yosephina mengaku, selain masalah perdagangan orang yang dialami oleh masyarakat Manggarai,Matim dan Mabar, ada juga masalah lain yang dialami masyarakat yang mesti diselesaikan secepatnya. Seperti banyak petani yang tidak memahami tugasnya sebagai petani dan masalah nelayan kita yang dibatasi areanya untuk menangkap ikan.
"Para petani di Manggarai,Mabar dan Matim seharusnya di dorong untuk mengajarkan mereka bagaimana cara mengelolah lahan pertanian bagus sehingga hasil pertanian bisa mendorong untuk perbaikan ekonomi. Serta tidak membatasi area bagi nelayan untuk menangkap ikan,agar nelayan bisa mendapat ikan yang banyak"kata Yosephina.***