VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menggelar Program Edukasi terhadap penenun
di Kampung Kaper, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tema “Pemberdayaan Pengrajin Tenun dama Mencegah RIsiko Gangguan Otot Tulang dan Rangka (GOTRAK) di Desa Wisata Labuan Bajo, diiikuti oleh 22 pengrajin tenun, Sabtu (9/10/2022).
Kegiatan ini merupakan kontribusi UI dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya Pengabdian Masyarakat guna memberikan edukasi dalam mecengah dan menurunkan risiko Gotrak pada pengrajin tenun yang ada di Kabupaten Manggarai Barat.
Baca Juga: Polisi Kembali Tangkap Tiga Terduga Pelaku Penganiayaan di Waterfront City Labuan Bajo
GOTRAK adalah Gangguan cedera pada otot, tendon, ligamen, sendi, saraf, dan cakram yang disebabkan oleh aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan secara berulang dengan postur janggal.
Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Budaya, Bapak Yoseph Edward Nairum Nahas, menuturkan, kegiatan penyuluhan kesehatan bagi penenun ini sangat bermanfaat dan penting untuk memajukan perekonomian desa wisata di labuan bajo.
Tentunya untuk meningkatkan hal ini, aspek kesehatan menjadi penting khususnya pada pengrajin tenun yang sangat berisiko terpapar risiko Gotrak.
"Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan kepada warga kami, untuk peduli memperhatikan postur yang baik saat beraktivitas menenun,"harapnya.
Baca Juga: Target Angka Stunting di Manggarai Barat Turun 10 Persen
Ketua Program, Abdul Kadir menjelaskan, dari survei awalan yang dilakukan didapatkan bahwa 20 dari 22 penenun atau 90% merasa ada keluhan gangguan yang berkaitan dengan Gotrak, seperti nyeri pada tulang belakang, bahu, lengan dan tangan.
Penyebab terjadinya Gotrak seperti Postur Janggal, gerakan berulang durasi kerja dan penanganan beban manual. Jika tindakan atau cara kerja tidak mengikuti dan menerapkan praktik kerja yang aman dan sehat maka hal ini dapat menimbulkan potensi cidera.
Cara yang bisa dilakukan adalah menerapkan prosedur kerja yang baik seperti posisi tubuh dan menerapkan postur tubuh yang sesuai, membatasi gerakan berulang, melakukan aktivitas olahraga yang teratur dan pengaturan istirahat, jaga pola makan secara teratur, menggunakan alat bantu jika menangani beban manual,"jelas Abdul Kadir.
Baca Juga: Polisi Tetapkan 2 Tersangka di Kasus Penganiyaan PKL di Labuan Bajo
Penenun Desa Golo Bilas, Yulia menuturkan, dirinya sering merasakan nyeri punggung dan lengan. Dari kegiatan ini, dirinya mendapatkan banyak informasi dan cara untuk mengurangi risiko GOTRAK.
"Terimakasih kepada tim UI yang telah hadir dan memberikan informasi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan masyarakat NTT,"katanya.***