VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- Sopir angkutan dan nelayan di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat mengeluh sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU di Labuan Bajo.Kelangkaan BBM jenis solar ini mulai dirasakan nelayan dan sopir angkutan sejak awal Juni 2022 lalu.
Sopir angkutan pedesaan di Labuan Bajo, Ferdi Setiawan,Minggu (21/8/2022) menuturkan, pihaknya sering mengalami kesulitan pasokan BBM jenis solar untuk kendaraan. Hal itu disebabkan stok BBM jenis solar di SPBU terbatas,sehingga setiap hari sering terjadi antrian panjang di SPBU.Apalagi volume kendaraan di Labuan Bajo terus meningkat.
Ia mengaku, untuk mendapatkan BBM jenis solar di SPBU harus mengantir berjam-jam. Sehingga waktu untuk menganggut penumpang sangat terbatas lantaran dirinya menghabiskan waktu yang cukup lama di SPBU Labuan Bajo.Kelangkaan BBM jenis solar ini hampir terjadi setiap hari.Anehnya BBM jenis solar masih ada perjualan di pinggir jalan dengan harga yang melebihi standar.
Baca Juga: DKPP Manggarai Barat Sidak Ikan Asal Sulawesi Selatan
"Untuk mendapatkan solar para sopir terpaksa antri berjam-jam di setiap SPBU, jika terlambat mereka bisa tidak kebagian BBM. Saat ini sepanjang Jalin BBM mulai langka, kalau mau beli dengan pedagang pengecer BBM harga perliternya Rp 10.000 dan bisa lebih," kata Ferdi.
Ferdi mendorong Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk sering melakukan pengawasan pengisian BBM pada Dua SPBU yang ada di Labuan Bajo.Pasalnya,ada sejumlah kendaraan melakukan pengisian BBM dengan mengunakan belasan jerigen. Pelayanan BBM dengan mengunakan jerigen yang banyak tentu mempengaruh pengisian BBM pada kendaraan angkutan.
“Seharusnya pihak SPBU harus membatasai pembelian BBM dengan mengunakan jerigen.SPBU harus mengutamakan pengisian BBM bagi kendaraan roda dua dan Roda Empat,"harapnya.
Sopir angkutan, Lasamus Gaut mengatakan, antrian panjang di SPBU hampir setiap hari.Tentu antrian panjang sangat merugikan para sopir dan pemilik kendaraan. Seharusnya mobil angkutan mulai beraktiftas untuk mengangkut penumpang pada pagi hari.
Baca Juga: HNSI Desak Petugas Usut Tuntas Ikan Berformalin
Namun karena kelangkaan BBM,maka kendaraan harus mengantri pada pagi hingga siang hari di SPBU yang ada di Labuan Bajo.
Ia mengaku, kelangkaan BBM sangat merugikan sopir angkutan lebih khusus mempersulit sopir angkutan umum untuk mendapat setoran.Serta para sopir angkutan merasa sulit mendapatkan penumpang karena menghabiskan waktu untuk mengantri di SPBU.
“Kita ingin respon dari pemerintah untuk mengatasi kelangkaan BBM di Labuan Bajo.Jika terus dibiarkan tentu akan merugokan sopir angkutan sendiri.Kita ingin SPBU lebih megutamakan pengisian BBM pada kendaraan angkutan umum dan membatasi pembelian BBM dengan mengunakan jerigen,’’ ujar Lasamus.
Salah satu Nelayan Pulau Messah, Supardi menuturkan awal Juni 2022 tidak melaut dan memilih dirumah karena sesulitan mendapatkan BBM di SPBU.Sejumlah nelayan terpaksa berhenti melaut dan tidak melakukan aktifitas lain untuk memenuhi pendapatan ekonomi.Hal itu disebabkan rata-rata nelayan tidak memiliki ketrampilan lain selain menangkap ikan.
Baca Juga: Bank Sampah Solusi Atasi Masalah Sampah di Labuan Bajo
Ia mengaku, nelayan di Labuan Bajo saat ini lebih menghabiskan waktu berdiam dirumah dan membersihkan perahu.Nelayan akan melaut jika tidak sulit mendapatkan BBM.Dirinya mendorong pemerintah untuk menambah kuota BBM bagi SPBU di Labuan Bajo agar nelayan tidak mengalami kesulitan BBM.
“Kita setiap hari membutuhkan 500 liter solar untuk bisa melaut selama Tiga hari. Kita tidak diizinkan untuk pengisian 500 liter Solar.Kita juga sering mendapatkan SBPU kehabisan stok solar,’’ tutur Supardi.***