VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- Tambang Pasir Galian C yang beroperasi di Aliran Sungai Wae Mese di Kampung Tanah Dereng, Desa Compang Longgo Kecamatan komodo, Kabupaten Manggarai Barat, sangat meresahkan akibat galian pasir yang mengunakan excavator sehingga menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan air minum bersih.
Selain itu, petani di Desa Compang Longgo berapa bulan terakhir kesulitan air untuk ke area persawahan lantaran proses tambang galian C yang terus dilakukan oleh sejumlah perusahan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengelurkan izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Batuan di Sungai Wae Mese di Desa Compang Longgo Kepada Perusahan yang bernama Kelompok Handel Berseri.
Baca Juga: Warga Keluhkan Jaringan Telkomsel
Masyarakat Desa Compang Longgo,Yohanes Sentosa, Kamis (7/7/2022) mengatakan, pengoperasian tambang pasir di sungai Wae Mese di Desa Compang Langgo merugikan masyarakat. Pasalnya,kehadiran tambang pasir itu membuat volume air di Bendungan irigasi Wae Cebong mulai berkurang. Serta bendungan irigasi Wae Cebong rusak berat.
Ia mengaku, bendungan irigasi Wae Cebong di Desa Compang Longgo saat ini sudah rusak.Letak galian tambang pasir milik Perusahan Kelompok Handel Berseri sangat dekat dengan bendungan.
"Luas sawah Walang di Desa Compang Longgo sekitar 500 hektar area lebih.Volume air di Bendungan Wae Cebong turun dratis.Petani kesulitan air untuk mengairi sawah,"ujar Yohanes Sentosa.
Selain, berkurangnya volume air ke area persawahan milik petani,masyarakat Desa Compang Longgo juga mengalami kesulitan mendapatkan air minum bersih.Pasalnya,selama ini masyarakat di Desa Compang Longgo mengunakan Air di Sungai Wae Mese untuk keperluan konsumsi dan Mandi Cuci Kakus (MCK).
"Air sungai Wae Mese mulai tercemar dengan kotor.Saat ini masyarakat Compang Longgo kesulitan mendapatkan air minum bersih.Air kotor karena ada aktifitas tambang pasir," tutur Yohanes Sentosa.
Baca Juga: Pemkab Manggarai Barat Dorong Digitalisasi Pembayaran Pajak
Yohanes Sentosa meminta Pemprov NTT segera mencabut izin seluruh tambang pasir Galian C di Sungai Wae Mese.Pihaknya dalam waktu dekat akan bertemu pimpinan DPRD Manggarai Barat dan Bupati Manggarai Barat untuk mendiskusikan tambang pasir yang sedang beraktifitas di Sungai Wae Mese di Desa Compang Longgo.
"Penambangan pasir semakin marak di Sungai Wae Mese,baik guna kebutuhan individu terlebih untuk kepentingan komersil.Aktivitas tambang pasir sangat meresahkan warga.Tambang pasir di Desa Compang Longgo berdampak pada kerusakan lingkungan,"tegasnya.
Warga Compang Longgo,Leonardus Suhardiwan menyampaikan,dampak penambangan pasir menggunakan alat beratdi Sungai Wae Mese,menjadi penyebab surutnya aliran air menuju persawahan Walang di Kampung Tana Dereng,Desa Compang Longgo.
Perusahan tambang galian C yang beroperasi di Sungai Wae Mese tidak hanya mengeruk pasir di sungai, tetapi juga mengepras tebing di sepanjang Sungai. Akibatnya,bendungan rusak berat.
"Imbas penambangan pasir di Sungai Wae Mese sangat dirasakan dampaknya oleh warga Desa Compang Longgo.Air irigasi susah dan Air untuk keperluan konsumsi sangat sulit didapatkan,"kata Leonardus.
Baca Juga: Pemkab Manggarai Barat Minta Camat Dorong Pelaku UMKM Manfaatkan KUR
Ia mengatakan, aktivitas tambang pasir milik perusahan Kelompok Handel Berseri meresahkan masyarakat Desa Compang Longgo.Pasca hadirnya perusahan tersebut,warga kesulitan air bersih. enggunaan alat berat untuk penambangan pasir di sepanjang sungai Wae Mese menurutnya, hal itu dapat menyebabkan air menjadi kotor.
"Mayoritas warga Desa Compang Longgo mengunakan air di sungai Wae Mese untuk keperluan konsumsi.Selain itu,aliran air untuk ke persawahan bersumber dari Kali Wae Mese,saat ini petani kesulitan mengairi sawah,"ujar Leonardus.***