VICTORY NEWS MANGGARAI BARAT- Sampai saat ini, harga sayur dan tanaman hortikultura lainnta di pasa tradisional Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat sangat mahal, jika dibandingkan dengan harga yang berlaku di daerah lainnya.
Hal ini diduga lantaran pedagang masih mengandalkan barang maupun sayuran dari luar daerah seperti Kabupaten Manggarai, Nagekeo, Bima Provinsi NTB dan Makasaar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Sementara petani lokal dianggap belum maksimal menghasilkan, Seperti yang diutarakan oleh salah satu pedagang di Pasar Rakyat Batu Cermin, Siti Zaini, pada Senin (24/10/2022) sore.
Baca Juga: Bupati Manggarai Barat Minta Sektor Pertanian dan Perkebunan Digenjot
Ia menyebut, petani lokal yang menghasilkan sayur-sayuran yang dibutuhkan pedagang di pasar sangat terbatas dan tidak semua jenis sayuran mereka hasilkan. Pada pedagang pun masih mengambil pasokan dari luar daerah yang tentunya membutuhkan biaya besar agar sayuran sampai ke tangan pedagang dan disalurkan ke pembeli nantinya.
“Kalau sayur seperti kol, waritel, kentang, kembang kol dan sayuran lainnya termasuk masih dipasok dari NTB dan Makassar, Sulawesi Selatan. Sedangkan sayuran seperti kacang panjang, daun singkong, pakis dan sawi yang hanya bisa dihasilkan petani yang ada disini, tidak mungkin hanya sayuran hijau itu saja yang kami jual sementara permintaan pembeli akan sayuran lainnya yang lebih bergizi jauh lebih besar, makanya kita ambil pasokan dari luar daerah Manggarai Barat," paparnya.
Baca Juga: Bupati Manggarai Barat Minta Penyuluh Fokus Membina Petani Hortikultura
Padahal menurut Siti, Kabupaten Manggarai Barat memiliki lahan yang subur dan luas untuk ditanami berbagai tanaman sayuran, tetapi petani lokal masih fokus pada penggarapan lahan persawahan atau menanam untuk dikonsumsi sendiri, tanpa berniat menjualnya ke pasar.
"Cabai rawit kecil saja mengambil langsung dari petani di Kabupaten Nagekoe dengan harga yang terbilang turun naik tidak menentu bergantung pada produktifnya petani yang ada disana,"ujarnya.***